Kampanye: Ruang Kegembiraan Di Helatan Pesta Demokrasi

Kampanye: Ruang Kegembiraan Di Helatan Pesta Demokrasi

Pemilihan umum dan pemilihan (Pilkada) selama ini selalu dimaknai sebagai pesta kenegaraan dan kebangsaan bagi seluruh warga negara. Pemaknaan itu disepakati sebagai sebuah harapan yang harus diwujudkan pada setiap kali pemilu dan pemilihan dihelat secara periodik, 5 tahun sekali.

Pertanyaan kritisnya, apakah pemaknaan itu sudah terwujud secara faktual pada sepanjang catatan sejarah penyelenggaraan pemilu maupun pemilihan yang selama ini sudah berkali-kali dihelat?, Jawaban kita semua tentu berbeda-beda karena masing-masing mengungkap narasi dari sisi pandang yang juga berbeda, tapi yang pastinya, tidak jarang kita berkonklusi bahwa helatan pemilu dan pemilihan itu sukses jika berlangsung damai atau tanpa riak-riak atau tanpa masalah-masalah dilapangan yang bisa berujung konflik horizontal ditengah-tengah masyarakat.

Jika seandainya konklusi bahwa pemilu yang damai itu adalah ukuran kesuksesan penyelenggaraan pemilu maupun pemilihan semata, lalu bagaimana dengan kenyataan bahwa pemilu adalah pesta demokrasi, karena selayaknya sebuah pesta, maka pemilu dan pemilihan hanya dianggap sukses apabila mampu memproduksi dan mendelivery kebahagiaan kepada segenap komponen yang terlibat dalam pesta tersebut.

Dinamika pemikiran terkait pemaknaan perwujudan pemilu dan pemilihan yang sukses itu biarlah menjadi khazanah ilmu pengetahuan dalam rangka perbaikan kualitas demokrasi secara konseptual dan praktikal kedepan, karena saat ini, penyelenggara pemilu, khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dituntut kecepatan dan ketepatan gerak menuju masa kampanye sesuai dengan schedule yang ada tanpa menimbulkan tuduhan-tuduhan sinis yang berpotensi mengganggu tahapan pemilu serentak tahun 2024.

Masa kampanye yang tinggal menghitung hari tentu diharapkan menjadi sarana kegembiraan bagi masyarakat, sarana berkumpul untuk mengintegrasikan visi, misi dan tujuan kenegaraan serta kebangsaan, selain itu, tentu kampanye pemilu diharapkan pula berlangsung secara damai agar kegembiraan tidak hanya dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu saja, melainkan seluruh warga negara tanpa terkecuali yang terlibat didalamnya.

Jika harapan itu berwujud faktual, maka esensi pemilu sebagai sarana integrasi bangsa telah diraih. Jika sudah diraih seperti itu, maka tentu kita semua, kedepannya tidak akan lagi berdebat mempermasalahkan panjangnya masa kampanye yang sering disebut sebagai masa yang menggerus kemampuan financial dan bahkan justru menjadi masa yang menggerus nilai persatuan dan kesatuan bangsa sebab menimbulkan perpecahan secara horizontal bahkan hingga perpecahan pada dimensi yang bersifat vertikal seperti helatan kampanye pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Jadi hari ini, KPU dan jajaran hingga tingkat grassroot sebagai penyelenggara utama sudah seyogyanya memantapkan desain kampanye agar pemilu serentak tahun 2024 menjadi titik awal pembenar bahwa pemilu maupun pemilihan adalah pesta demokrasi karena betul-betul membawa kegembiraan bagi seluruh masyarakat dan sebagai sarana integrasi bangsa karena semua warga negara menyatu, larut dalam kegembiraan tersebut.

Tapi lagi dan lagi, bahasan diatas masih tentang harapan dalam narasi baru, namun setidaknya, harapan itu lahir dari optimisme yang tergambar dari gerak KPU RI dan jajarannya hingga PPS sejauh ini dalam menyongsong masa kampanye pada bulan November tahun 2023 mendatang selama 75 hari kedepannya, semoga terwujud dan Indonesia menjadi negara pertama didunia yang mampu menyelenggarakan pemilu serentak dan berlangsung sukses, damai serta menyerbakkan kegembiraan bagi semua.

Sleman (Yogyakarta), 18 September 2023.

Dr. Suardi M, S.Pd.I., M.Pd.I.

(Anggota KPU Kab. Gowa/Koordinator Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM)

Keterangan: Catatan ini dibuat disela-sela Rapat Koordinasi Internalisasi PKPU Kampanye dan Dana Kampanye Bersama KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota Gelombang III yang diselenggarakan oleh KPU RI di Kota Sleman, Provinsi Yogyakarta.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 114 Kali.